MAU MENIKAH? 5 HAL INI YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH LAKI-LAKI

MAU MENIKAH? 5 HAL INI YANG HARUS DIPERSIAPKAN OLEH LAKI-LAKI


5 Persiapan Yang Harus Dipenuhi Sebelum Menikah  - Tidak jarang, seorang laki-laki mengulur-ulur rencana pernikahannya. Selalu saja ada alasan, entah untuk mengumpulkan uang, mencari kerja yang mapan, atau takut menghadapi dunia keluarga. Hasilnya bisa ditebak, hingga berumur matang masih saja hidup sendiri.

Di lain pihak ada juga orang yang terlalu meremehkan hidup pasca pernikahan. Maka
sebelum menikah dia santai-santai saja, tidak melakukan persiapan diri. Yang terjadi kemudian adalah kesengsaraan, entah setelah menikah, atau bahkan sebelum melangsungkan ijab qobul. Menghadapi berbagai kendala yang membuatnya menyerah dan tidak jadi menikah.

Jika saja ada persiapan sebelumnya, tidak akan terjadi keadaan itu. Maka bagi engkau para pemuda, berikut hal-hal yang perlu engkau ketahui tentang persiapan sebelum menikah dan memasuki dunia baru itu.

Persiapan keyakinan pertolongan Allah

Perbedaan yang mencolok ada dan tidak adanya atau lemahnya keyakinan pertolongan Allah adalah saat menghadapi kendala, sementara kemampuan terbatas. Jika tidak ada keyakinan maka jiwa akan mudah goyah, merasa tidak mampu, lalu menarik diri tidak jadi menikah. Misalnya melihat perkiraan biaya hidup berumah tangga yang tinggi, sementara gajinya tidak mencukupi. Goncanglah hati dan niatnya, perlahan-lahan mundur tidak jadi menikah. Sedang orang yang yakin pertolongan Allah akan memasrahkan pada-Nya. Bukan berarti tidak berupaya, dia berikhtiar merancang mencari tambahan pendapatan, dan di balik itu ada keyakinan Allah akan menolongnya.

Sayangnya keyakinan ini jarang terbentuk secara instan. Hanya didapat oleh orang yang mendekatkan diri pada Allah, rajin beribadah, dan memiliki keimanan yang kokoh. Maka bagi siapapun yang merencanakan pernikahan, bangun keyakinan pertolongan Allah.

Kesiapan bertanggung jawab

Tanggung jawab yang diletakkan di bahu seorang suami tidaklah ringan. Dia bertanggung jawab pada baik buruknya kelangsungan rumah tangga. Korban dari ketidak siapan tanggung jawab berjibun. Istri yang ditelantarkan suaminya, ataupun anak yang tidak diberikan nafkah yang layak. Adakalanya rumah tangga berjalan normal sesuai yang diprediksi, namun adakalanya melenceng tak terduga. Pada saat terjadi kejadian di luar dugaan inilah akan terbukti kuallitas tanggung jawab seorang suami.

Ketika istri hamil, dengan tidak adanya kendala selama masa kehamilan bisa jadi dikira kelahiranpun kelak akan normal. Jika normal, perkiraan biaya persalinan juga tidak akan menguras kantong terlalu banyak. Namun bagaimana jika tiba masa kelahiran, dan secara perhitungan medis harus cesar? Berarti butuh persiapan tanggung jawab, misalnya dengan mencari hutangan ke sana kemari.

Sebelum menikah, seorang laki-laki harus memiliki persiapan ini. Apapun yang terjadi dengan keluarganya, dia harus bertanggung jawab.

Persiapan ilmu berkeluarga

Sering terasa aneh, seseorang akan memasuki masa yang panjang, setiap hari akan berkutat dengannya, namun tidak pernah mempelajari ilmunya. Medan pernikahan amat luas dan lama. Pernikahan bukan sekedar kesenangan memiliki istri dan anak, di balik itu juga terdapat banyak permasalahan yang harus dihadapi. Terkadang persoalan itu sangat rumit, yang menjadikan suasana keluarga jadi panas jika tidak memiliki ilmu menghadapinya.

Berinteraksi dengan wanita yang menjadi istrinya, dengan kerumitan psikologis yang di luar dugaan suami. Mendidik anak yang rewel dan cenderung nakal. Butuh ilmu untuk mengetahui rahasia menanganinya. Maka pelajari ilmu sebagai persiapan sebelum terjun ke medan tersebut. Sehingga yang tercipta nantinya bukan neraka, tapi surga rumah tangga.

Persiapan ijin orang tua

Jangan remehkan persiapan ijin orang tua sebelum menikah. Jika tidak ada ijin, akan ada banyak pihak yang berseteru. Atau paling tidak akan kehilangan nuansa keakraban. Yaitu orang tua, anaknya yang menikah, istrinya, anak mereka berdua kelak, dan orang tua istri. Keluarga besar ini jadi tidak bisa berakrab ria. Betapapun, ijin dari orang tua sangatlah penting.

Jikapun orang tua tidak menyetujui, baiknya atur cara agar mendapatkan ijinnya. Yang paling memungkinkan adalah melalui pihak ke tiga yang dihormati orang tua, bisa nenek, kakek, atau paman. Mintalah mereka untuk mendekati orang tua hingga mendapatkan ijin.

Baca juga: anjuran menikah yang membuat anda bertekat menyegerakannya
Baca juga: menikah jangan tunggu mapan atau kaya

Persiapan fisik

Persiapan fisik sebelum menikah tidak harus diidentikkan dengan persiapan untuk hubungan suami- istri nantinya. Ada banyak hal yang membutuhkan kesiapan fisik dalam rumah tangga. Jika masih bujang, sepulang kerja bisa langsung istirahat tidur. Meskipun lelah selama kerja, toh habis pulang bisa langsung beristirahat. Namun jika sudah menikah, seringkali tidak bisa begitu. Di rumah masih ada tanggung jawab yang musti ditunaikan. Bisa tanggung jawab terhadap istri maupun anak.

Maka harus ada persiapan fisik, sehingga tidak terkejut dengan perubahan aktifitas setelah berumah tangga.

Demikian, semoga berfaidah 5 uraian persiapan sebelum menikah ini.

Allahu a’lam bisshawab

5 Persiapan Yang Harus Dipenuhi Sebelum Menikah
5 Persiapan Yang Harus Dipenuhi Sebelum Menikah  - Tidak jarang, seorang laki-laki mengulur-ulur rencana pernikahannya. Selalu saja ada alasan, entah untuk mengumpulkan uang, mencari kerja yang mapan, atau takut menghadapi dunia keluarga. Hasilnya bisa ditebak, hingga berumur matang masih saja hidup sendiri.

Di lain pihak ada juga orang yang terlalu meremehkan hidup pasca pernikahan. Maka sebelum menikah dia santai-santai saja, tidak melakukan persiapan diri. Yang terjadi kemudian adalah kesengsaraan, entah setelah menikah, atau bahkan sebelum melangsungkan ijab qobul. Menghadapi berbagai kendala yang membuatnya menyerah dan tidak jadi menikah.

Jika saja ada persiapan sebelumnya, tidak akan terjadi keadaan itu. Maka bagi engkau para pemuda, berikut hal-hal yang perlu engkau ketahui tentang persiapan sebelum menikah dan memasuki dunia baru itu.

Persiapan keyakinan pertolongan Allah

Perbedaan yang mencolok ada dan tidak adanya atau lemahnya keyakinan pertolongan Allah adalah saat menghadapi kendala, sementara kemampuan terbatas. Jika tidak ada keyakinan maka jiwa akan mudah goyah, merasa tidak mampu, lalu menarik diri tidak jadi menikah. Misalnya melihat perkiraan biaya hidup berumah tangga yang tinggi, sementara gajinya tidak mencukupi. Goncanglah hati dan niatnya, perlahan-lahan mundur tidak jadi menikah. Sedang orang yang yakin pertolongan Allah akan memasrahkan pada-Nya. Bukan berarti tidak berupaya, dia berikhtiar merancang mencari tambahan pendapatan, dan di balik itu ada keyakinan Allah akan menolongnya.

Sayangnya keyakinan ini jarang terbentuk secara instan. Hanya didapat oleh orang yang mendekatkan diri pada Allah, rajin beribadah, dan memiliki keimanan yang kokoh. Maka bagi siapapun yang merencanakan pernikahan, bangun keyakinan pertolongan Allah.

Kesiapan bertanggung jawab

Tanggung jawab yang diletakkan di bahu seorang suami tidaklah ringan. Dia bertanggung jawab pada baik buruknya kelangsungan rumah tangga. Korban dari ketidak siapan tanggung jawab berjibun. Istri yang ditelantarkan suaminya, ataupun anak yang tidak diberikan nafkah yang layak. Adakalanya rumah tangga berjalan normal sesuai yang diprediksi, namun adakalanya melenceng tak terduga. Pada saat terjadi kejadian di luar dugaan inilah akan terbukti kuallitas tanggung jawab seorang suami.

Ketika istri hamil, dengan tidak adanya kendala selama masa kehamilan bisa jadi dikira kelahiranpun kelak akan normal. Jika normal, perkiraan biaya persalinan juga tidak akan menguras kantong terlalu banyak. Namun bagaimana jika tiba masa kelahiran, dan secara perhitungan medis harus cesar? Berarti butuh persiapan tanggung jawab, misalnya dengan mencari hutangan ke sana kemari.

Sebelum menikah, seorang laki-laki harus memiliki persiapan ini. Apapun yang terjadi dengan keluarganya, dia harus bertanggung jawab.

Persiapan ilmu berkeluarga

Sering terasa aneh, seseorang akan memasuki masa yang panjang, setiap hari akan berkutat dengannya, namun tidak pernah mempelajari ilmunya. Medan pernikahan amat luas dan lama. Pernikahan bukan sekedar kesenangan memiliki istri dan anak, di balik itu juga terdapat banyak permasalahan yang harus dihadapi. Terkadang persoalan itu sangat rumit, yang menjadikan suasana keluarga jadi panas jika tidak memiliki ilmu menghadapinya.

Berinteraksi dengan wanita yang menjadi istrinya, dengan kerumitan psikologis yang di luar dugaan suami. Mendidik anak yang rewel dan cenderung nakal. Butuh ilmu untuk mengetahui rahasia menanganinya. Maka pelajari ilmu sebagai persiapan sebelum terjun ke medan tersebut. Sehingga yang tercipta nantinya bukan neraka, tapi surga rumah tangga.

Persiapan ijin orang tua

Jangan remehkan persiapan ijin orang tua sebelum menikah. Jika tidak ada ijin, akan ada banyak pihak yang berseteru. Atau paling tidak akan kehilangan nuansa keakraban. Yaitu orang tua, anaknya yang menikah, istrinya, anak mereka berdua kelak, dan orang tua istri. Keluarga besar ini jadi tidak bisa berakrab ria. Betapapun, ijin dari orang tua sangatlah penting.

Jikapun orang tua tidak menyetujui, baiknya atur cara agar mendapatkan ijinnya. Yang paling memungkinkan adalah melalui pihak ke tiga yang dihormati orang tua, bisa nenek, kakek, atau paman. Mintalah mereka untuk mendekati orang tua hingga mendapatkan ijin.

Persiapan fisik

Persiapan fisik sebelum menikah tidak harus diidentikkan dengan persiapan untuk hubungan suami- istri nantinya. Ada banyak hal yang membutuhkan kesiapan fisik dalam rumah tangga. Jika masih bujang, sepulang kerja bisa langsung istirahat tidur. Meskipun lelah selama kerja, toh habis pulang bisa langsung beristirahat. Namun jika sudah menikah, seringkali tidak bisa begitu. Di rumah masih ada tanggung jawab yang musti ditunaikan. Bisa tanggung jawab terhadap istri maupun anak.

Maka harus ada persiapan fisik, sehingga tidak terkejut dengan perubahan aktifitas setelah berumah tangga.

Demikian, semoga berfaidah 5 uraian persiapan sebelum menikah ini.

Allahu a’lam bisshawab

(gambar: pixabay.com)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top