suami malu
berkata: aku mencintaimu - Saya pernah membaca sebuah penuturan suami
yang telah menikah bertahun-tahun, hingga punya beberapa anak. Setiap ditanya
istrinya, “apakah engkau mencintaiku?” Si suami selalu diam. Bukan sebab dia
tidak mencintainya. Sungguh, hatinya hanya terisi satu nama, yaitu istrinya
(ciee romantisnya..).
Apakah anda setipe dengan laki-laki di kisah itu? Tidak pernah berucap pada
istri : aku mencintaimu? Atau dulu pernah di awal-awal pernikahan habis
itu usai ditelan kesibukan, lalu malu untuk memulai lagi mengatakannya? Jika
ya, ijinkan aku untuk mengutip tulisan Anis Matta berikut ini. Alasan yang
menjadi penyebab cinta harus diucapkan.
“Selalu begitu. Cinta selalu membutuhkan kata. Tidak seperti
perasaan-perasaan lain, cinta lebih membutuhkan kata lebih dari apapun. Maka
ketika cinta terkembang dalam jiwa, tiba-tiba kita merasakan sebuah dorongan
yang tak terbendung untuk menyatakannya. Sorot mata takkan sanggup untuk
menyatakan semuanya.”
“Tidak mungkin memang. Dua bola mata kita terlalu kecil untuk mewakili
semua makna yang membuncah di laut jiwa saat badai cinta datang. Mata hanya
sanggup menyampaikan sinyal pesan bahwa ada badai di laut jiwa. Hanya itu.
Sebab cinta adalah gelombang makna-makna yang menggores langit hati, maka
jadilah pelangi; goresannya kuat, warnanya terang, paduannya rumit, tapi semuanya
nyata. indah.”
Baca juga: inilah cinta keluarga menurut Islam
Baca juga: rahasia bunga dan suami romantis
Baca juga: inilah cinta keluarga menurut Islam
Baca juga: rahasia bunga dan suami romantis
Duh, kata-kata Anis Matta puitis sekali ya. Anda bisa memahaminya? Saya
harap sudah. Namun jika belum, intinya jika dikaitkan dengan pembahasan ini
adalah; segala tindakan fisik anda tidak bisa secara jelas memberi kepastian
pada istri bahwa anda mencintainya. Padahal istri butuh kepastian. Termasuk
juga di kisah di atas, ungkapan suami telah hidup bersama, dan bekerja demi
istrinya, semua itu belum secara jelas menandakan cinta. (untungnya habis itu
suami sadar dan mengatakan cintanya)
Wanita adalah makhluk rumit yang sering berkutat dengan
perasaan-perasaannya. Hal ini yang jarang dipahami suami. Karena suami banyak
berkutat dengan logika. Bagi wanita, cinta butuh kejelasan kata. Maka bisa
dibayangkan betapa menderitanya jika seorang istri bertahun-tahun menebak-nebak
apakah suaminya mencintainya atau tidak. Sebab suami tidak pernah mau mengucapkannya.
Atau juga betapa sengsaranya istri jika bertahun tahun menebak-nebak apakah
suaminya masih mencintainya atau tidak. Karena hanya dahulu di awal pernikahan
saja rajin mengucap cinta, habis itu sirna. Jangan-jangan alpanya mengucap
cinta karena sudah tidak ada lagi rasa itu. Yang terjadi selama ini tinggal
penunaian kewajiban berumah tangga belaka.
Perasaan semacam ini bisa mengombang-ambingkan wanita. Maka bagi anda para
suami, hilangkan malu, ucapkan perkataan
pendek itu; aku mencintaimu. Agar istri mendapat kepastian. Lalu
berikutnya, lihatlah apa yang akan terjadi. Anda akan dibuat tercengang dengan
perubahan wajah sang istri. Mencuat rona kebahagiaan yang tak terkirakan.
Allahu a’lam bisshawab
(gambar: pixabay.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar