5 CARA MENDAPAT IJIN MENIKAH DARI ORANG TUA

5 CARA MENDAPAT IJIN MENIKAH DARI ORANG TUA


5 cara mendapat ijin menikah dari orang tua – Tidak sedikit anak yang mengajukan “proposal” ijin menikah kepada orang tuanya namun tidak dikabulkan. Padahal si anak sudah cukup lama menabung mimpi indahnya hidup berdua dengan isteri kelak. Ada banyak alasan orang tua masih menghalangi menikah. Biasanya karena melihat anak belum “dewasa”, atau masih kuliah, atau baru lulus dan belum punya penghasilan besar.

Menghadapi tembok penghalang ijin dari orang tua ini tentu menyakitkan. Orang yang patut dikasihani adalah orang yang terkandaskan mimpinya. Namun jangan kawatir, jika ijin belum didapat, barangkali cara pendekatannya yang kurang tepat. Maka berikut ini langkah-langkah atau cara yang bisa diupayakan untuk mendapat ijin menikah dari orang tua.

Cara pertama : bicarakan baik-baik dengan orang tua

Langkah awal tentu bicarakan baik-baik keinginan menikah. Perhatikan suasana dan cara bertutur. Situasinya harus saat orang tua dalam kondisi tenang. Dan jika saat engkau mengajukan keinginanmu untuk menikah, lalu orang tua menanyakan tentang kesiapanmu, gajimu kira-kira mencukupi atau tidak, atau bagaimana calon istrimu, jawablah dengan terbuka. Lalu berikan argumen yang logis mengapa engkau sudah layak mendapat ijin menikah.

Adakalanya ketika orang tua baru menanyakan pada anak tentang kesiapan menikah, gaji, atau calon tadi, anak sudah menanggapinya secara berlebihan. Seolah orang tua menentang, padahal belum tentu. Wajar saja jika orang tua harus memastikan kesiapan anaknya. Sangat disayangkan jika anak sudah merasa ditentang, sehingga saat menjawab pertanyaan jadi agak emosi. Jika keadaan sudah menanjak begitu, maka akan sulit didapat ijin darinya. 

Baca juga: Inilah anjuran menikah yang membuat anda bertekat menyegerakannya
Baca juga: keutamaan menikah muda

Cara kedua : Jika masih belum diijinkan, beri jeda waktu

Adakalnya sudah bicara baik-baik ingin menikah, tapi ternyata ditolak. Di saat itu diamkan saja dahulu. Biarkan waktu berlalu untuk beberapa hari atau beberapa minggu. Mungkin orang tua merasa terkejut mendapat permintaan itu terlalu tiba-tiba. Atau ada penyebab lain yang tidak dipahami anak. Dengan memberi jeda waktu,  terkadang orang tua jadi berpikir ulang tentang ketidak setujuannya. Lalu luluh hatinya, demi kebaikan buah hati tersayangnya.

Teman saya pernah menerapkan strategi ini. Yaitu saat akan menikah beda suku dan ditentang. Orang tuanya tidak siap jika memiliki mantu dengan tradisi yang berbeda. Dengan tenang teman saya membiarkan dahulu beberapa minggu. Tanpa dinyana tiba-tiba orang tuanya berubah pikiran menyetujui menikah. Mungkin orang tuanya merenung ulang, merasa kasihan melihat anaknya gagal menikah.

Cara ketiga: Perbaiki hubungan dengan orang tua

Seiring dengan memberi  jeda waktu, jika belum juga mendapat ijin menikah maka terus perbaiki hubungan dengan orang tua. Tetap tunjukkan penghormatan, ketaatan, dan ketundukan padanya. Bantu pekerjaan orang tua di rumah. Jangan sekali-kali menunjukkan permusuhan, karena tentangan menikah yang akan didapat akan semakin hebat. Bagaimanapun orang tua adalah orang yang telah melahirkan sehingga layak diperlakukan dengan istimewa.

Cara keempat: Tunjukkan kematangan

Jika alasan orang tua menolak pernikahan adalah karena melihat umur anak yang masih terlalu muda, atau secara kepribadian belum dewasa, maka tunjukkan kematangan padanya. Bahwa anaknya sudah bisa menyelesaikan persoalan, sudah mandiri, dan bukan tipe pemalas. Tentu butuh waktu untuk menunjukkan hal ini, maka bersabarlah.

Sebab kematangan, kesiapan bertanggung jawab, dan kemampuan menyelesaikan masalah adalah syarat mutlak pernikahan. Bagaimanapun orang tua akan sulit memberi lampu  hijau ijin menikah jika anaknya masih kekanak-kanakan.

Cara kelima : Libatkan pihak ketiga

Jika segala cara diatas sudah dicoba namun tidak juga berhasil, bisa meminta tolong pada orang yang dekat dan dihormati orang tua. Bisa paman, kakek, atau siapapun yang kata-katanya didengar olehnya. Minta pada pihak ketiga ini untuk mendekati orang tua dan meyakinkan bahwa anaknya sudah layak memasuki jenjang pernikahan.

Saudara jauh saya sepanjang pengetahuan saya juga menggunakan metode ini. Saat itu orang tua sudah meninggal, sedang yang menentang pernikahan adalah anak tertua. Sebagai anak urutan tertentu, dalam tradisi daerah situ harus mendapat ijin dari anak tertua. Maka kemudian didekatiah pamannya, yang kemudian menjelaskan untuk diijinkan menikah. Akhirnya disetujui melalui pendekatan ini.

Allahu a’lam bisshawab

(gambar: pixabay.com)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top