Cara mengatur keuangan keluarga – Apakah keluarga kita termasuk keluarga yang selalu
kekurangan uang, belum habis tanggal tua sudah habis uang gajiannya? Jika ya,
ada dua kemungkinan penyebabnya. Gaji yang sedikit atau cara mengatur
keuangan keluarga yang bermasalah. Jika gaji memang terlalu kecil sehingga
tidak bisa mencukupi kebutuhan dasar rumah tangga, tentu solusinya adalah
mencari tambahan pendapatan keuangan dengan lembur atau pekerjaan sampingan.
Namun jika penyebabnya adalah pengelolaan yang tidak tepat, terbukti dengan
gaji yang besar yang seharusnya cukup namun tiba-tiba uang habis, disinilah
kita bisa belajar bersama bagaimana cara mengatur keuangan keluarga.
Cara pertama : Kenali pendapatan anda
Untuk mengatur keuangan keluarga langkah awal tentu adalah harus mengetahui
berapa besar pendapatan. Baik dari gaji utama, tunjangan-tunjangan, maupun dari
pendapatan sampingan. Dengan jeli mengetahui bahkan memperkirakan sejak awal
berapa pendapatan akan memudahkan kita mengatur keuangan selanjutnya.
Cara kedua: Kenali kebutuhan bulanan keluarga
Mengatur keuangan harus melihat fluktuasi kebutuhan keluarga. Kebutuhan
antara bulan yang satu dengan yang lain tentu tidak sama. Disebabkan pada
bulan-bulan tertentu harus membayar biaya pendaftaran sekolah anak misalnya.
Atau akan ada acara keluarga besar, orang tua maupun mertua, yang secara tidak
langsung menjadikan kita harus menyumbangnya.
Di sini dituntut kejelian kita untuk melihat beberapa bulan ke depan.
Sehingga bisa diperkirakan pos-pos pengeluaran keuangan nantinya. Biaya
pendaftaran sekolah yang besar, tentu tidak mungkin diambilkan seluruhnya dari
gaji bulan itu. Harus dibagi dalam beberapa bulan sebelumnya.
Untuk kebutuhan rutin pulsa, tagihan listri, air, makan, dan semisal itu
tentu sudah kita ketahui sebelumnya.
Cara ketiga: Bedakan antara kebutuhan dan
keinginan
Menuruti segala keinginan adalah sumber kehancuran keuangan keluarga. Kebanyakan
orang boros di keinginan bukan kebutuhan. Cara untuk membedakan keduanya sebenarnya
sederhana, jika sesuatu yang akan dibeli itu bukan kebutuhan yang benar-benar
urgen, maka itulah keinginan. Ingin terlihat keren dengan motor baru, handphone
canggih, baju yang mengikuti model. Jika keinginan itu tidak dituruti, toh juga
tidak menyebabkan kualitas hidup menurun.
Sedang kebutuhan adalah memang sesuatu yang penting. Kebutuhan dasar
makanan, biaya pendidikan anak, buku anak. Adapun handphone terbaru sangat
jarang dikategorikan sebagai kebutuhan. Kecuali jika handphone kita rusak, atau
dengan handphone itu menunjang perkembangan bisnis. Handphone itu sebagai
sarana untuk menghasilkan uang
Cara keempat: Buat tabungan keuangan jangka
panjang
Berikan porsi yang cukup untuk alokasi tabungan. Inilah cara mengatur
keuangan keluarga jangka panjang. Ketika menerima gaji, segera daftar berapa
kebutuhan hidup, sisanya ditabung. Sebagian orang bahkan menyarankan sejak awal
menaruh 25 persen di tabungan. Sisanya itulah yang harus cukup untuk kebutuhan
bulanan keluarga. Hal ini tentu tergantung pada kondisi keuangan keluarga kita.
Tapi yang jelas, sejak awal bulan segera ditabung. Sebab jika menunggu di akhir
bulan, akan kalah oleh keinginan-keinginan yang tiada batasnya.
Dan jika sudah ditabung, jangan sekali-kali menolehnya, kecuali untuk
kebutuhan tabungan itu tadi. Misalnya tabungan dimaksudkan untuk membeli rumah,
jangan diambil kecuali untuk membeli rumah.
Cara kelima: Jangan lupakan zakat dan infak
Bagian terpenting dari harta yang kita miliki adalah keberkahannya.
Seberapapun besarnya gaji, jika tidak berkah akan cepat susut habis. Atau ada
saja musibah yang menimpa anggota keluarga sehingga mengharuskan mengalokasikan
uang untuknya. Maka jika sudah sampai nishab, segera bayar zakatnya yang
dua setengah persen itu. Sebab ada hak orang lain pada harta yang kita miliki.
Kita menjadi sarana penyaluran harta itu dari Allah. Tidak apa-apa menjadi
penyalur, toh hanya menjadi penyalur saja diberi pahala dan keberkahan harta.
Dari pada kita pelit, sehingga dipilihlah penyalur itu orang lain, lalu kita
dihukum oleh-Nya dengan diberhentikan dari pekerjan kita.
Alokasikan juga untuk infak dan sedekah. Terdapat banyak kisah karunia
Allah berupa limpahan kekayaan, disembuhkan dari sakit, bagi orang yang
berinfak. Aturlah keuangan keluarga dengan sedekah ini.
Cara keenam: Hindari hutang
Banyak sekali dampak negatif dari hutang. Maka jika tidak terpaksa jangan
sampai berhutang. Kita jadi meremehkan pengeluaran keluarga karena bersandar
pada hutang. Akhirnya pengeluaran jadi tidak terkontrol. Misalnya pemegang
kartu kredit, memudahkan berbelanja meskipun belum gajian. Tiba-tiba tanpa
terasa tagihan membengkak sebab belanja ugal-ugalan di supermarket.
Jika hutang pada orang lain, jadi terendahkan secara psikologis. Seakan
kita tidak memiliki nilai tawar dihadapannya. Jika suatu saat terjadi sedikit
konflik, hutang itu bisa diungkit-ungkit meskipun kita sudah membayarnya. Di
samping itu akan jadi pikiran terus menerus. Susah tidur memikirkan
pembayarannya.
Demikian cara mengatur keuangan keluarga, rencanakan uang dengan
tepat, agar uang gaji bisa optimal penggunaannya untuk keluarga anda.
Allahu a’lam bisshawab.
(gambar: pixabay.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar