Inilah 6 Keutamaan Memberi Nafkah Kepada Keluarga

Inilah 6 Keutamaan Memberi Nafkah Kepada Keluarga



Tugas berat bagi seorang kepala rumah tangga adalah memberi nafkah. Seseorang terkadang sampai harus berangkat pagi pulang malam bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Badan lelah diabaikan, bahkan kadang kondisi sakit juga dipaksa bekerja agar anak istrinya bisa makan.


Karena beratnya memberi nafkah inilah, terkadang seorang laki-laki lari dari tanggung jawab. Sudah menikah, punya anak, ditinggal begitu saja. Anak dan istri akhirnya menjadi korban.

Bagi laki-laki yang rela bertanggung jawab terhadap kelangsungan keluarga, yakinlah di balik tugas berat itu tersimpan balasanya. Balasan inilah yang menjadi keutamaan yang tidak akan didapatkan bagi orang yang hengkang dari tanggung jawabnya.

Apa saja keutamaan memberi nafkah ini? Berikut di bawah ini diantara keutamaannya

Sebagai Sedekah Yang Paling Utama

Nilai keutamaan dari sedekah berbeda-beda sesuai jenisnya. Sedekah yang wajib balasannya lebih besar dari pada sedekah yang sunah. Karena sesuatu yang wajib harus didahulukan untuk ditunaikan dibandingkan yang sunah. Sedekah pada keluarga dalam wujud memberi nafkah adalah wajib bagi kepala keluarga. Maka sedekah tipe ini harus didahulukan dan akan bernilai lebih tinggi balasannya di bandingkan yang lain.

Diriwayatkan hadis dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda, “dinar yang engkau infakkan fi sabilillah, dinar yang engkau berikan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan  pada orang miskin, dan dinar yang engkau berikan untuk nafkah keluargamu, maka pahala yang paling besar yang didapatkan adalah yang engkau berikan untuk nafkah keluargamu.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi sebagai ulama yang mengarang kitab syarah atau penjelasan hadis ini menuliskan judul untuk hadis ini, “keutamaan nafkah untuk keluarga dan hamba sahaya, dan dosa bagi orang yang lalai dan tidak memberi nafkah untuk mereka.” Beliau juga menjelaskan bahwa menafkahi keluarga itu lebih utama dibandingkan dengan sedekah sunah.

Rasulullah saw juga bersabda dalam hadis yang berbeda, “sesungguhnya jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya berharap mendapatkan pahala, maka akan menjadi sedekah baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Sa’ad, Rasulullah saw juga bersabda, “suatu nafkah yang engkau berikan kepada keluargamu akan diberikan pahala kepadamu, hingga termasuk sesuap makanan yang engkau berikan ke mulut istrimu. (HR. Bukhari Muslim)

Tercatat Telah Melaksanakan Kewajiban Sebagai Kepala Keluarga

Memberi nafkah kepada keluarga adalah kewajiban seorang suami.  Allah berfirman, “dan (diwajibkan kepada suami) atas anak-anaknya  untuk  memberinya makan dan pakaian.” (QS. Al Baqoroh: 233)

Jika seorang laki-laki menikah dan tidak memberi nafkah pada keluarganya, maka dia berdosa. Seorang istri boleh untuk memiinta cerai jika suaminya lalai dari kewajiban ini.

Ibnu Hajar al-Asqolani menjelaskan, “memenuhi nafkah kepada keluarga adalah wajib hukumnya bagi suami. Syariat mengkategorikannya sebagai amal bernilai sedekah, untuk menghindari prasangka bahwa memberi nafkah kepada keluarga tidak mendapat pahala apa-apa. Seseorang mengetahui bahwa sedekah akan mendapatkan balasan dari Allah, maka menyebutnya sebagai sedekah akan lebih memudahkan pemahaman syariat.”

Dan hendaknya nafkah yang diberikan ini adalah nafkah yang halal. Meskipun sedikit, nafkah halal akan lebih baik dari pada nafkah banyak tapi didapat dari sesuatu yang haram. Keluarga lebih tahan terhadap nafkah yang pas-pasan dari pada harus menanggung bahaya rejeki haram yang berujung siksa neraka.

Baca juga: cara mengatur keuangan keluarga
Baca juga: 7 cara agar rumah tangga bahagia

Membuat Harta Jadi Berkah

Bagian penting dari harta yang dimiliki seseorang adalah keberkahannya. Sebab jika harta tidak berkah, seberapapun banyaknya harta akan berakibat negatif bagi pemiliknya. Misalnya jatuh sakit sehingga menguras hartanya untuk pengobatan, rumah terbakar hingga ludes segala kemewahan yang dia miliki. Atau hartanya tetap utuh namun tidak bisa dia nikmati karena harus diet dari berbagai jenis makanan jika tidak ingin kolesterolnya membahayakan fisiknya.

Jika harta berkah, meski sedikit namun dicukupkan oleh Allah dan diberikan ketenangan dalam hatinya. Urusannya juga dipermudah oleh Allah.

Maka agar harta berkah seorang suami harus bertanggung jawab penuh memberikan nafkah kepada keluarganya.

Abu Hurairah meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw yang bersabda, “Tidaklah seorang hamba Allah berada di pagi hari melainkan dua malaikat akan turun dan salah satunya berdoa, “ya Allah berikan ganti pada orang yang bersedekah.” Sedang malaikat yang lain juga berdoa, “ya Allah beri kerugian pada orang yang pelit.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Memberi nafkah keluarga terhitung sebagai sedekah, maka melaksanakannya akan berujung mendapat keutamaan berupa keberkahan.

Benteng Dari Api Neraka

Akan menjadi sebuah petaka jika di akhirat kelak seseorang diputuskan untuk masuk neraka. Azab pedih yang tidak terbayangkan akan menjadi kenyataan. Namun bagi orang yang ikhlas memberi nafkah pada keluarganya akan bisa mendapatkan keutamaan terhalang dari neraka ini.

Aisyah meriwayatkan “telah datang kepadaku seorang ibu bersama dua putrinya meminta makanan. Namun dia hanya mendapatkan dariku sebutir kurma karena memang tidak ada makanan padaku. Ibu itu kemudian memberikan sebutir kurma itu untuk kedua putrinya, sedang dirinya sendiri tidak memakannya. Setelah itu mereka pergi keluar. Kemudian masuklah Nabi muhammad saw, dan aku mengabarkan tentang peristiwa tadi. Maka nabi saw bersabda, “siapa yang diuji atas anak perempuannya lalu berbuat baik padanya maka dia akan terhalang dari api neraka.” (HR. Bukhari – Muslim)

Termasuk Amal Fi Sabilillah

Rasulullah saw bersabda, “apabila seseorang keluar berusaha untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya yang masih kecil, maka dia berada fi sabilillah (di jalan Allah). Apabila dia keluar bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri agar tidak menjadi peminta-minta, maka dia fisabilillah. Apabila dia keluar karena maksud riya dan sombong, maka dia berada di jalan setan.” (hadis shahih menurut al-Albani)

Suami Jadi Terhormat

Apa jadinya jika seorang suami tidak mengurusi keluarganya? Bagaimana pandangan masyarakat jika seorang suami pengangguran sementara sang istri pontang panting bekerja mencari uang? Kedua kondisi di atas adalah realita yang bisa dijumpai di tengah masyarakat. Memprihatinkan, karena keluarga akan jadi berantakan.

Saat suami tidak menjalankan kewajibannya, maka nilai kewibawaan dia di tengah keluarga dan masyarakat akan jatuh. Orang-orang di sekitarnya baik terang-terangan atau sembunyi-sembunyi akan mencibirnya. Nilai seorang suami ada pada rasa tanggung jawabnya pada keluarga, maka jika dia mengabaikan akan terendahkan.

Istri tidak akan menghormati dan mencintai, anak tidak akan patuh pada orang tua bertipe buruk seperti ini, keluarga besar akan membencinya, dan masyarakat akan menghinanya.

Sebaliknya bagi seorang suami yang bertanggung jawab memberi nafkah kepada keluarganya, maka dia akan mendapatkan keutamaan sebagai orang terhormat. Istri akan patuh padanya, anak akan menghormatinya, keluarga besar akan segan kepadanya, dan masyarakat juga akan menghormatinya.

Itulah berbagai keutamaan memberi nafkah kepada keluarga. Semoga dengan mengetahui keutamaan – keutamaan ini menyebabkan kepala keluarga semakin giat mencari nafkah untuk anak dan istrinya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top