28 Cara Mendidik Anak Yang Baik Menurut Islam, Nomor 4-5 Sangat Penting !

28 Cara Mendidik Anak Yang Baik Menurut Islam, Nomor 4-5 Sangat Penting !



Di pagi itu, saya melihat seorang ibu yang menyeret anaknya keluar dari pasar tradisional. Anaknya yang masih balita menangis berusaha keras menolak. Namun karena kalah tenaga, dia terus diseret untuk pulang ke rumah yang jaraknya dua ratusan meter dari rumah.


Jika di jalan dengan ditonton puluhan orang saja si ibu berani melakukan kekerasan itu, saya tidak tahu apa yang terjadi sesampainya di rumah. Dengan tidak banyak atau bahkan tidak ada orang lain yang melihat, barangkali anak akan lebih keras lagi diperlakukan.

Apakah cara seperti itu mendidik yang baik menurut Islam? Anda saya yakin sudah bisa menjawabnya. Tidak. Islam mengajarkan mendidik anak dengan baik, agar kelak anak juga tumbuh dengan baik. Dan berikut ini diantara cara cara mendidik yang baik tersebut.

Cara Mendidik Anak Yang Baik Menurut Islam

1.    Memberi Teladan

Jangan sampai menjadi orang tua yang kontradiktif, menyuruh anak untuk berbuat baik, sementara sifat orang tua berkebalikan dengan yang disuruhnya. Orang tua harus bisa menjadi teladan. Apalagi menurut penelitian, anak kecil bisa meniru orang tuanya sampai 80 persen. Maka tidak heran ada ungkapan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Karakter anak sangat ditentukan oleh karakter orang tuanya.

2.    Jika Memberi Nasehat

Paling tidak ada 3 hal yang harus diperhatikan agar nasehat bisa mencapai hasil maksimal. Yaitu dengan memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, dan tutur kata yang tepat.

Waktu yang tepat adalah saat anak dalam kondisi tenang, tidak sedang emosi maupun kelelahan. Jika belum memungkinkan menasehati anak di saat dia melakukan kesalahan, maka tangguhkan sementara waktu.

Tempat yang tepat adalah tidak di dekat teman teman anak. Anak akan merasa terendahkan ketika harus dinasehati di hadapan teman temannya. Apalagi jika dia sudah remaja, dia merasa memiliki harga diri. Maka tunggu hingga teman temannya menjauh untuk menasehatinya,

Tutur kata yang tepat adalah kata kata yang bukan menghakimi anak dan menjatuhkan martabatnya. Gunakan kata kata bijak yang bisa menyentuh hati anak.

3.    Didik Sesuai Usianya

Menurut para ahli, paling tidak ada 4 tahapan mendidik anak sesuai usianya.

-       Usia 0-6 tahun
Pada usia ini adalah masa bermain anak. Maka didik mereka sambil bermain. Jika shalat, mereka masih shalat shalatan. Belum bisa fokus dengan kesempurnaan gerakan. Maka ajari shalat dengan kondisi mereka apa adanya.

-       Usia 7-14 tahun
Pada usia ini adalah masa penanaman disiplin dan tanggung jawab. Buatlah kesepakatan jadwal bersama anak kapan boleh bermain dan kapan waktunya belajar serta beribadah. Atur agar anak bisa menepati jadwal itu. Jika anak melanggar, ajarkan untuk bertanggung jawab, dengan memberikan hukuman yang mendidik. Misalnya waktunya belajar justru bermain, maka tambah waktu belajarnya saat itu.

-       Usia 15-21 tahun
Pada usia ini anak mulai mencari jati dirinya. Maka jadikan dia seperti teman, ajak bicara secara akrab. Jika dia menjadi anak yang “pemberontak” ajak bicara dari hati kehati apa yang menjadi permasalahannya. Dengarkan, dan jangan langsung banyak memberi nasehat.

-       Usia 21 tahun ke atas
Pada usia ini adalah masa memberikan kebebasan bagi anak. Bukan berarti orang tua berlepas diri, tapi pantau dia dari kejauhan. Biarkan dia belajar mengambil keputusan sendiri atas masalah yang dia hadapi.

4.    Tidak Membentak

Menurut penelitian dari Lise Gliot, efek bentakan sangat berbahaya bagi otak anak. Sekali anak dibentak, akan bisa menyebabkan kerusakan milyaran sel otak yang saat itu sedang tumbuh. Hal ini terutama bagi anak balita atau anak usia dini. Dan jika anak disayang, akan menjadikan pertumbuhan sel otak lebih sempurna.

Di samping itu, membentak anak akan bisa menyebabkannya menjadi anak yang emosional, dan pada gilirannya anak bisa berjiwa “pemberontak” dan keras kepala atau nakal.  Maka hati hati terhadap anak, jaga agar tidak membentaknya.

5.    Menjalin Keakraban

Menurut penelitian yang melibatkan lebih dari 6000 anak usia 9 tahun, dan anak usia 11 tahun, ikatan emosional orang tua dengan anak akan berdampak positif bagi anak. Potensi anak untuk menjadi anak bermasalah jadi jauh lebih kecil jika orang tua akrab dengan anak.

Pada saat anak akrab dengan orang tua, anak mendapat curahan kasih sayang, merasa mendapat perlindungan, dan nasehat nasehat orang tua lebih mudah bisa diterima anak. Maka wajar jika keakraban ini bagian penting yang harus diperhatikan orang tua.

6.    Hindari Bertengkar Di Hadapan Anak Anak

Ada banyak akibat ketika orang tua bertengkar di hadapan anak. Diantaranya anak menjadi tertekan atau stres, anak juga menghadapi dilema karena dia secara tidak langsung harus memihap pada ayah atau ibunya. Anak juga jadi lebih agresif, suka berteriak, nakal, berperilaku buruk dan keras kepala. Anak kecil yang melihat pertengkaran orang tuanya akan bisa berdampak menjadi trauma hingga dewasa.

Perselisihan dalam keluarga memang tidak bisa dihindari. Namun sedapat mungkin orang tua mengontrol emosi sehingga tidak sampai terlihat oleh anak.

7.    Penuh Kelembutan

Suatu ketika nabi muhamaad saw mencium Hasan bin Ali. Dan al Aqra’ yang melihatnya berkata. “aku memiliki 10 anak dan aku tidak pernah mencium mereka.” Maka nabi kemudian menasehati, “barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi.”

Menyayangi anak dengan penuh kelembutan bisa dengan berbagai cara. Baik dengan perkataan yang tidak menusuk perasaan, maupun dengan perbuatan seperti mencium, memeluk, dan yang lainnya. Intinya berlemah lembutlah pada anak agar tumbuh jiwa kelembutan pada dirinya.

8.    Memberi Lingkungan Yang Baik

Lingkungan yang dimaksudkan di sini paling tidak mencakup 2 hal, yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Keluarga adalah basis awal penentu akhlak anak. Maka jangan pernah remehkan untuk menjadikan rumah yang banyak terdengar lantunan ayat al Quran, televisi yang menyajikan kajian Islam, hidupnya sepertiga malam untuk shalat tahajud. Semua ini akan berpengaruh terhadap kepribadian anak.

Masyarakat sekitar rumah juga berpengaruh besar pada akhlak anak. Maka ketika memutuskan untuk tinggal di suatu tempat, selidiki bagaimana tetangga sekitar. Jangan sampai hidup di tengah tengah masyarakat yang suka mabuk dan judi.

9.    Membatasi Pergaulan Anak

Di jaman sekarang, membatasi pergaulan anak bukan hanya di dunia nyata, tapi juga di dunia maya. Karena anak bisa bergaul lewat WA, face book, dan berbagai sarana yang lain. Anak remaja sangat rentan terhadap godaan godaan pergaulan. Maka sedapat mungkin orang tua harus selektif memilih dan mengontrol pergaulan anak. Jika sudah menuju pada arah yang tidak baik, jangan menunda nunda untuk membatasi pergaulan anak tersebut.

10.  Adil Dalam Kasih Sayang

Biasanya anak bungsu adalah anak yang mendapat curahan kasih sayang yang berlebih dibanding yang lain. Atau jika orang tua punya 3 anak putri dan satu putra, biasanya yang anak putra ini yang mendapat limpahan kasih sayang yang lebih banyak. Harus hati hati, semua anak ingin mendapat perlakuan adil dalam kasih sayang orang tuanya.

Dampak ketidak adilan, biasanya anak akan memberontak, susah diatur, dan susah dinasehati. Islam mengajarkan keadilan, karena keadilan ini jadi pondasi kebaikan.

11.  Hindarkan Mencela

Menurut penelitian, anak yang sering mendapatkan celaan dan label atau ucapan yang negatif akan berdampak pada pembengkakan di batang otak sehingga menekan sistem lembik yang berperan penting terhadap pengendalian emosi.

Anak terkadang memang bandel dan keras kepala. Tapi hindari menyebutnya dengan sebutan nakal, bandel, pembuat onar, dan semisal itu. Lebih baik gali potensi kelebihannya dan berikan penghargaan atas kelebihannya itu.

12.  Mengawasi Media Yang Dilihat Anak

Salah satu teori tentang dampak media adalah teori jarum suntik. Artinya media akan bisa dengan cepat merubah pola pikir anak dan pandangan hidupnya. Seperti jarum suntik yang bisa menyebarkan cairan yang ada di dalamnya dengan cepat ke seluruh tubuh.

Anak seringkali masih belum bisa memfilter dari apa yang didapat dari media. Maka perhatikanlah apa yang dilihat anak ketika berinternet, atau menonton televisi.

13.  Pilihkan Sekolah Yang Baik.

Alhamduillah saat sekarang ini sudah menjamur sekolah bernuansa Islami. Dengan menyekolahkan di sana, maka anak akan mendapat kurikulum yang Islami, guru guru yang baik, dan teman teman yang terjaga akhlaknya atau tidak nakal.

14.  Berikan Buku Dan Majalah Islami

Jadikan anak suka membaca, namun jangan sekedar membaca. Misalnya membaca komik dan novel yang kurang bermanfaat. Tapi pengaruhi anak untuk membaca buku dan majalah keislaman. Caranya adalah dengan menyediakan buku dan majalah yang menarik dan beragam. Sesekali membaca komik dan novel tidak mengapa, namun lebih bermanfaat jika anak tertarik dengan buku keislaman

15.  Membuat Kesepakatan Kesepakatan Yang Jelas

Maksudnya ketika orang tua membuat suatu aturan pada anak, usahakan untuk tidak merancang secara sepihak. Libatkan anak dengan berkomunikasi dengannya. Misalnya memberi pilihan pada anak jam belajar setelah maghrib atau isya.

Dengan mendiskusikan dengan anak, maka anak merasa bertanggung jawab terhadap peraturan yang telah dia sepakati tersebut.

16.  Berikan Hukuman Yang Mendidik
 
Inti dari hukuman yang mendidik adalah hukuman yang membuat jera anak sehingga tidak mengulangi kesalahan, sekaligus adanya unsur kemanfaatan dalam hukuman itu. Dan hukuman ini adalah hukuman yang ada hubungannya dengan kesalahan anak.

Misalnya ketika anak malas mengaji, beri hukuman dengan menambah waktu mengaji. Ketika anak bercanda ketika shalat, hukum anak dengan mengulang shalatnya dan beristighfar 50 kali. Anak akan bisa jera, sekaligus ada manfaat dalam hukuman ini.

17.  Ajarkan Aqidah

Sejak anak masih balita mulai ajarkan aqidah yang benar. Seperti: Allah satu satunya yang diibadahi, Allah tidak memiliki anak, Allah tidak butuh bantuan pada makhluk, dan sebagainya.

Meskipun tampaknya sederhana, namun aqidah ini yang akan menjadi pondasi keyakinan anak.

18.  Pantau Shalat Anak

Sejak anak berusia tujuh tahun, Rasulullah saw telah menyuruh untuk membiasakan anak dengan shalat. Meskipun anak belum baligh, Rasulullah saw mengajarkan agar anak harus sudah bisa rutin melaksanakan shalat. Karena shalat adalah rukun Islam yang tidak mudah melaksanakannya secara rutin sehari semalam lima kali. Perlu ajaran pembiasaan.

Diharapkan setelah baligh anak sudah terbiasa sehingga tidak merasa terbebani lagi dengan kewajiban shalat.

19.  Ajarkan Berinfak

Mengajarkan berinfak bisa melalui berbagai cara, yang diantaranya adalah memberi pengertian tentang kewajiban serta manfaat infak, dan memberi contoh nyata berinfak. Misalnya saat ada peminta minta di depan rumah, beri anak uang untuk diberikan pada peminta minta itu. Jadi anak bukan sekedar mendapat ajaran teori berinfak, tapi juga sudah mempraktekkannya.

20.  Akrabkan Anak Dengan Al Quran

Membaca alquran bisa menenangkan hati, mendatangkan pahala, dan mendatangkan petunjuk Allah. Maka biasakan agar anak membaca Al Quran setiap hari. Caranya adalah jangan sekedar menyuruh anak membacanya, tapi juga berikan contoh nyata dari orang tua.

21.  Libatkan Anak Dalam Kegiatan Sosial

Misalnya libatkan anak dalam kerja bakti di lingkungan RT, atau kegiatan lain di tengah tengah masyarakat. Agar anak terbiasa mengenal lingkungan, punya kepedulian sosial, dan belajar bagaimana agar bisa diterima di tengah tengah masyarakat.

22.  Ajarkan Anak Untuk Faham Mana Yang Baik Dan Buruk

Tidak semua anak bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Bahkan saat anak memasuki usia remaja terkadang masih belum bisa membedakannya pada beberapa hal. Misalnya anak lebih memilih membela kelompok atau temannya meskipun teman atau kelompoknya itu dalam posisi yang salah. Baginya, tindakan membela mereka adalah wujud setia kawan. Dan hal itu menurut mereka adalah tindakan yang benar. Tentu hal seperti ini perlu diluruskan

Saat kecil barangkali anak telah diajari kebaikan dan keburukan. Tapi ingat, dalam perkembangannya anak bisa terpengaruh teman dan media. Maka mengajarkan mana yang baik dan buruk harus dilakukan terus menerus.

23.  Ajarkan Anak Mengelola Uang

Ketika anak masih kecil, ajarkan untuk tidak boros membeli semua yang dia inginkan. Jika sudah lebih besar, ajarkan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Yang harus dipenuhi adalah kebutuhan hidup, sedang keinginan bisa diatur dan dibatasi menyesuaikan keadaan uang.

24.  Ajarkan Akhlak

Orang yang baik adalah yang terjaga akhlaknya. Meskipun seseorang punya catatan ibadah yang  sangat baik, namun jika akhlaknya tercela maka dia masih belum sempurna.

Akhlak ini adalah buah dari pembiasaan. Maka ajarkan anak berulang ulang tentang akhlak agar melekat dalam karakternya.

25.  Sibukkan anak dengan kegiatan positif

Anak jadi kecanduan bermain game online, atau keluar rumah bermain dengan temannya tanpa arah yang jelas, adalah karena anak punya waktu yang tidak terkontrol dengan baik pemanfaatannya. Maka sedari awal berikanlah anak kesibukan. Misalnya ikut TPQ, les prifat, atau kegiatan lain yang bermanfaat.

26.  Mengajak anak ke pengajian

Manfaat mengajak anak ke pengajian diantaranya adalah untuk menambah ilmu, menambah kualitas ibadah dan akhlak, dan makin mempererat hubungan orang tua dan anak. Maka jangan enggan untuk mengajak anak ke Masjid tertentu yang mengadakan pengajian.

27.  Ajarkan anak batasan interaksi laki laki dan perempuan

Sejak anak kecil, mulai berikan pemahaman batasan ini. Ketika anak sudah baligh, lebih diperketat lagi pengawasannya. Agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah, apalagi sampai masuk ke pergaulan bebas.

28.  Berdoa

Allah bisa membolak balikkan hati, maka perkuat dan perbanyak berdoa pada Allah. Mohon pada-Nya untuk dikaruniai keturunan yang shalih dan shalihah.

Demikian cara mendidik anak yang baik menurut islam. Semoga bermanfaat.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Back To Top